Lugas dan Jelas


Lugas diartikan mengandung makna apa adanya, gagasannya jelas, tidak berbelit-
belit, mudah dipahami, tidak diungkapkan dalam beptuk kiasar, dan tidak berbunga-
bunga.

Contoh:

(1)       Para pendidik yang kadangkala atau bahkan sering kena getahnya sebagian anak-anak mempunyai tugas yang tidak ringan

(2)       para pendidik kadang-kadang terkena akibat ulah sebagian anak-anak mempunyai tugas yang berat.

(3)       organisasi intrasekolah, biasanya oleh bapak dan ibu guru diadakan pemiliha atau pengurus-pengurus organisasi siswa intra sekolah di antara kelas satu, dua atau tiga, serta diadakan pemilihan untuk membimbing dengan kata lain bapa} pembimbing organsiasi intra sekolah oleh bapak dan ibu guru.

(4)       Regenerasi dalam organisasi siswa intrasekolah biasanya dilakukan dengan cara pemilihan. Pengurus terpilih dapat berasal dari kelas satu, dua, atau tiga. Selama proses pemilihan, bapak dan ibu guru selalu membimbingnya. Dengan demikian, peran sebagai pembimbing yang dilakukan oleh bapak dan ibu guru berjalan secara proporsional.

            Kalimat (l) terdapat ungkapan kena getahnya dan tidak ringan. Kedua ungkapan tersebut menyebabkan kalimat tersebut tidak lugas. Kedua ungkapan ini harus diganti menjadi terkena akibat dan berat sehingga pada kalimat (2) gagasan telah diungkapan secara langsung.

            Kalimat (3) juga sulit dipahami karena berbelit-belit. Kalimat yang terlalu panjang dan penguasaan kosakata yang kurang memberikan kesan kalimat itu berbelit dan sukar ditangkap maksudnya. Kalimat tersebut menjadi lebih baik dan lebih mudah dipahami maksudnya setelah disunting menjadi kalimat (4).

            Jelas berarti gamblang, tegas, dan tidak meragukan. Bahasa Indonesia ilmiah berfungsi sebagai alat pengungkap gagasan ilmiah secara jelas. Agar gagasan yang diungkapkanjelas, bahasa yang digunakan harusjelas. Bahasa yangjelas itu tidak hanya membantu penulis mengungkapkan gagasannya secara jelas, tetapi juga membantu pembaca untuk menangkap gagasan yang dikandung tulisan tersebut. Karena itu, pembaca akan lebih mudah memahami gagasan yang diungkapkan dengan bahasa yangjelas. Perhatikan contoh berikut.

(5)       Penanaman moral di sekolah sebenarnya merupakan kelanjutan dari penanaman moral di rumah yang dilaksanakan melalui mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila yang merupakan mata pelajaran yang paling strategis karena langsung menyinggung tentang moral Pancasila, juga diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Agama, Ilmu Pengetahuan Sosial, pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, dan Kesenian.

(6)       Penanaman moral di sekolah merupakan kelanjutan penanaman moral di rumah. Penanaman moral di sekolah dilaksanakan melalui mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila yang merupakan mata pelajaran paling strategis karena langsung menyangkut moral Pancasila. Di samping itu, penanaman moral Pancasila juga diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Agama, Ilmu Pengetahuan Sosial, pendidikan sejarah Perjuangan Bangsa, dan Kesenian.

            Gagasan pada contoh (5) tidak terungkap secarajelas dan berbelit-belit. Akibatnya, satuan-satuan informasi yang terkandung di dalamnya tidak tertata secara teratur. Sebaliknya, gagasan pada contoh (6) terungkap secara jelas karena kalimat-kalimat Pengungkap gagasan itu merupakan kalimat-kalimat yang jelas. satuan-satuan informasi yang terkandung dalam setiap kalimat tertata secara teratur. Hubungan antarkalimat pada contoh (6) terjalin secara teratur sehingga keutuhan gagasan yang diungkap terwujud secara jelas.

            Untuk mewujudkan bahasa yang jelas diperlukan kiat khusus. Gagasan yang dituangkan dalam teks perlu ditata secara sistematis. Dengan tataan yang sistematis dapat ditentukan apakah sebuah gagasan harus dituangkan dengan satu kalimat atau dengan sejumlah kalimat. Jika sebuah gagagsan cukup dituangkan dengan satu kalimat, gagasan itu tidak perlu dituangkan dengan sejumlah kalimat. Sebaliknya, jika sebuah gagasan tidak cukup dituangkan dengan satu kalimat, gagasan itu perlu dituangkan dengan sejumlah kalimat. Gagasan pada (5) di depan tidak dapat diungkapkan hanya dengan satu kalimat sehingga harus dengan sejumlah kalimat sebagaimana tampak pada (6). Sebaliknya, gagasan pada (7) berikut menjadi lebih jelas jika diungkapkan dalam satu kalimat sebagaimana (8).

(7)       Kalau pada zaman Kalijaga kesenian wayang termasuk dalam ceritanya digunakan sebagai penyebaran agama. Maka di masa sekarang lebih tepat apabila penanaman budi pekerti dalam cerita wayang melalui pengajaran apresiasi.

(8)       Kalau pada zaman Kalijaga kesenian wayang, termasuk ceritanya, digunakan sebagai media penyebaran agama, sekarang kesenian wayang itu digunakan sebagai media penanaman budi pekerti melalui apresiasi.



            Penggunaan kalimat yang tidak gramatikal dapat mengakibatkan gagasan yang diungkapkan dalam paragraf tidak jelas. Rangkaian satuan dalam paragraf Imagetersebut menjadi rangkaian kalimat yang fragmentaris. Kalimat-kalimat yang disusun bukan merupakan kalimat yang lengkap karena hanya terdiri atas katakata atau frasa-frasa lepas.



(9)        Pribadi guru bidang studi pendidikan moral Pancasila seharusnya mempunyai 16 keyakinan terhadap kebenaran pancasila. Mempunyai sikap dan tingkah laku sebagai manusia pancasila. Memiliki pengetahuan yang benar tentang pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Garis-garis Besar Haluan Negara, dan bahan penunjang lainnya. Mempunyai keyakinan terhadap kebanaran Pancasila.



Secara visual, paragraf (9) tersebut terdiri atas empat buah kalimat. Kalimat kedua, ketiga, dan keempat merupakan kalimat fragmentaris. Ralimat-kalimat fragmentaris itu tidak mengungkapkan gagasan yang memenuhi persyaratan proposisi sehingga gagasan yang terungkap tidak jelas. Gagasan itu sebenarnya merupakan bagian gagasan yang lebih besar. Gagasan pad (9) di mto«a menjadi jelas jika dinyatakan dengan (10) berikut.



(10)     Guru bidang studi pendidikan moral pancasila mempunyai keyakinan terhadap Imagekebenaran Pancasila, mempunyai sikap dan tingkah laku yang mencerminkan Imagemanusia pancasila, memiliki pengetahuan yang benar tentang Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta bahan peniunjang lainnya.






Comments

Popular posts from this blog

KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMERINTAHAN BANI UMAYYAH I DAMASKUS