Objektif


Kalimat bahasa Indonesia ilmiah dikatakan objektif bila mengungkapkan sesuatu dalam keadaan sebenarnya, artinya tidak dipengaruhi oleh emosi pribadi pemakainya. Ciri objektif bermakna bahwa bahasa Indonesia ilmiah tidak boleh bersifat subjektif, yakni mengemukakan suatu pandangan dari sudut pribadi saja, tanpa memperhatikan sudut pandang orang lain secara umum. Ciri ini sering diperdebatkan. Para ahli komunikasi bahkan bersepakat bahwa tidak ada bahasa yang bersifat objektif, lebihlebih pada makna kata (Rahmat, 1996:49). Makna dalam kamus yang seharusnya objektif juga tidak lepas dari makna subjektif.

Penggunaan frasa saga rasa, kita duga, alangkah, sekiranya dalam contoh (11), (12), (13), dan (14) di bawah ini, misalnya dipengaruhi oleh emosi pribadi dan menjadikan kualitas keilmiahannya menjadi rendah.

(11)     Tingginya jumlah siswa yang tidak lulus ujian nasional saga rasa merupakan bukti bahwa kualitas pendidikan masih rendah.
(12)     Peraturan Menteri No. 11/2005 yang mewajibkan buku pelajaran berlaku lima tahun kita duga akan memicu ketidaksetujuan sebagian masyarakat.
(13)     Taman-tamanbungadisudutkotaitumembuktikanalangkahbesarnyakepedulian warga pada keindahan lingkungan.
(14)       Berdasarkan pertimbangan itu kiranya pemerintah berusaha sekuat tenaga mencari bantuan dana pembinaan bagi generasi muda.

Ketiga kalimat di atas akan objektif bila diubah menjadi kalimat (15), (16), (17), dan (18) di bawah ini.

(15)     Tingginya jumlah siswa yang tidak lulus ujian nasional merupakan bukti bahwa kualitas pendidikan masih rendah.
(16)     Peraturan Menteri No. 11/2005 yang mewajibkan buku pelajaran berlaku lima tahun akan memicu ketidaksetujuan sebagian masyarakat.
(17)     Taman-taman bunga di sudut kota itu membuktikan besarnya kepedulian warga pada keindahan lingkungan.
(18)     Berdasarkan pertimbangan itu pemerintah berusaha sekuat tenaga mencari bantuan dana pembinaan bagi generasi muda.

Selain kata-kata yang bersifat subjektif/emosional, kata-kata yang menunjukkan sikap ekstrem pun perlu dihindari. Hadirnya kata-kata harus, wajib, mestinya, perlu, dan pasti memberikan kesan emosional. Karena itu, penggunaan kata-kata tersebut Sebaiknya dihindari. Kalimat (19) di bawah ini berciri subjektif/emosional, sedangkan kalimat (20) menunjukkan ciri objektif/rasional.

(19)     Dalam makalahini kami harus membahaspengembanganparagrafyangmestinya dikuasai oleh seorang penulis.
(20)     Dalam makalah ini dibahas pengembangan paragraf sebagai bekal bagi seorang penulis.

Comments

Popular posts from this blog

KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMERINTAHAN BANI UMAYYAH I DAMASKUS