Ragam Membaca Kritis


A.          Membaca Teliti
Membaca teliti memiliki dua sasaran, yaitu sasaran bentuk dan isi. Yang dimaksud sasaran bentuk ialah ketelitian memahami bentuk bahasa yang digunakan dalam bacaan tersebut. Ketelitian isi yaitu ketelitian membaca dalam memahami makna yang terkandung dalam bacaan tersebut. Membaca teliti ialah kegiatan membaca  yang memusatkan kepada ketelitian pemahaman bacaan sehingga pembaca dapat 6 memahami bacaan sampai kepada bagian yang sekecil-kecilnya.
Secara umum tujuan membaca teliti ialah memahami bacaan secara teliti, baik dari segi kebahasaan maupun dari segi isi bacaan. Secara khusus membaca teliti bertujuan untuk (1) memahami bacaan secara detail dari awal sampai akhir suatu bacaan; (2) mengamati secara jeli tentang ide atau gagasan setiap komponen bacaan; (3) mengamati secara teliti komponen bahasa Yang digunakan dalam bacaan tersebut; (4) meneliti struktur organisasi bacaan secara cermat; dan (5) meneliti tokoh atau pelaku yang terdapat dalam bacaan tersebut (khusus untuk bacaan sastra).

B.         Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca Yang Paling banyak dilakukan Oleh masyarakat. Hal ini juga dilakukan oleh para pelajar dan mahasiswa
dalam rangka menyelesaikan studinya. Pada dasarnya antara belajar dan mernbQcQ itu identik, artinya kegiatan belajar lebih banyak dilakukan dengan mernbaca pernahaman.
Membaca pemahaman ialah suatu kegiatan membaca yang bertujuan untuk memahami wacana secara tepat. De Boer menyatakan bahwa tingkat pemahaman suatu wacana berbeda, yaitu merentangkan tingkat pemahaman itu mulai dari sama sekali tidak mengerti sampai pada tingkat sangat memahami (Akhadiah, 1992). Membaca pemahaman bertujuan untuk memahami wacana atau bacaan yang berupa (1) ilmu pengetahuan daan teknologi, (2) ilmu agama, (3) budaya dan adat istiadat, (4) bukubuku sastra dan kesenian, (5) resensi kritis, dan (6) buku-buku drama.
Membaca pemahaman memiliki beberapa aspek penting yang perlu dikuasai oleh pembaca. Adapun aspek tersebut, antara lain (1) memiliki kosakata yang jumlahnya cukup besar, luas, dan akurat, (2) memiliki kemampuan untuk menafsirkan makna frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana, (3) memiliki kemampuan untuk menangkap ide pokok dan ide penunjang pada wacana yang dibacanya, (4) memiliki kemampuan untuk menangkap out line bacaan dan rinciannya, (5) memiliki kemampuan untuk menangkap urutan peristiwa dalam wacana atau bacaan , (6) kemampuan untuk menangkap maksud penulis pada wacana tersebut, (7) kemampuan untuk meneliti dan memberikan komentar yang kritis terhadap wacana yang telah dibacanya, (8 kemampuan untuk mengikuti alur yang telah digariskan penulis dalam wacana, (9) kemampuan untuk mengingat masalah pokok yang terdapat dalam wacana, dan (10) kemampuan untuk mengatur kecepatan membaca.
Pada kegiatan membaca pemahaman, para pembaca sering mengalami kejadian yang mengejutkan, yaitu terjadinya keragaman pemahaman. Hal ini disebabkan oleh (1) tujuan para pembaca beragam, dalam hal ini dapat menimbulkan kekurang-cermatan dalam memahami bacaan; (2) kondisi fisik pembaca yang tidak sama, yang berakibat tingkat konsentrasi pikiran dan perasaan pembaca menurun; (3) para pembaca memiliki minat baca yang tidak sama; (4) para pembaca mengalami kesulitan membaca wacana tersebut (Akhadiah,1992).

C.           Membaca Ide
Membaca ide merupakan kegiatan membaca pemahaman yang memusatkan perhatian pembaca untuk menemukan gagasan pada bacaan tersebut. Gagasan itu bersifat abstrak dan tersirat. Karena itu, pembaca harus dapat menafsirkan bacaan tersebut secara cermat. Membaca ide ialah kegiatan membaca yang bertujuan utama mencari ide atau gagasan pada sebuah wacana. Menemukan gagasan pada bacaan bukan pekerjaan yang mudah karena gagasan itu bersifat tersirat.
Tujuan utama membaca ide ialah menemukan gagasan utama pada sebuah bacaan. Tujuan membaca ide untuk (l) memahami gagasan utama pada setiap paragraf dari wacana yang tersedia, (2) memahami gagasan utama pada setiap subbab dari wacana yang telah tersedia, (3) mencari gagasan utama pada setiap bab, dan (4) menemukan gagasan utama pada seluruh wacana atau bacaan.

D.         Membaca Bahasa
Membaca bahasa lebih menekankan kepada unsur-unsur kebahasaan yang menjadi sasaran utamanya, misalnya morfem, kata, frasa, kalimat, dan wacana. Membaca bahasa ialah kegiatan membaca yang menitikberatkan pada faktor analisis segi-segi kebahasaan. Membaca bahasa banyak digunakan dalam pelajaran di sekolah dalam rangka menambah kosakata dan pengetahuan bahasa bagi siswa di sekolah.
Membaca bahasa bertujuan untuk (1) menambah kosakata bahasa Indonesi4 terutama kosakata baru; (2) menambah pengetahuan bahasa, terutama tata bentuk; (3) menambah pengetahuan tentang kalimat baku; (4) menambah pengetahuan tentang pemakaian ejaan; dan (5) menambah pengetahuan tentang wacana.

E.           Membacä Sastra
Membaca sastra bukan sekadar mencari hiburan dari cerita pendek, novel, dan cerita bersambung, tetapi fungsinya lebih dari itu. Membaca sastra ialah kegiatan membaca yang menitikberatkan pada analisis unsur-unsur sastra. Yang dimaksud unsur-unsur sastra ialah bagian-bagian yang membangun kary'a sastra. Pada dasarnya sastra dapat dianalisis dari segi intrinsik dan ekstrinsik. Instrinsik ialah unsur yang langsungmembangun karya sastra, misalnya tema, alur ceritera, setting, sudut pandang, nada, suasana, penokohan, dan sebagainya. Ekstrinsik ialah unsur yang membangun di luar aspek pokok karya sastra, misalnya politik, agama, sosial, kemiskinan, dan sebagainya.
Tujuan membaca sastra untuk (1) mendapat hiburan atau kesenangan; (2) menganalisis unsur-unsur sastra, misalnya analisis tema ceritera, analisis alur cerita, analisis penokohan atau pelaku, analisis seting cerita, analisis nada dan suasana cerita,  dan sebagainya; (3) memberikan penilaian terhadap karya sastra; (4) mencari gaya 8 penulisan seorang sastrawan; (5) mengetahui bentuk-bentuk estetika dalam karya  sastra; dan (5) menentukan keaslian sebuah karya sastra.


Comments

Popular posts from this blog

KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMERINTAHAN BANI UMAYYAH I DAMASKUS